Kesiapan Pendidikan Indonesia

Jumat, 11 Maret 2022

Dalam presidensi G20 Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi memimpin kelompok kerja pendidikan G20 atau G20 Education Working Group. Dan acara Kick Off G20 Education and Culture ini menjadi penanda dimulainya rangkaian agenda yang akan berlangsung sepanjang tahun 2022 .

Dalam sambutannya pada acara pengumuman bertajuk ‘Kick Off G20 on Education and Culture’ yang tayang melalui kanal YouTube KEMENDIKBUD RI, Rabu 9 Februari 2022, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengumumkan agenda prioritas bidang pendidikan dan kebudayaan yang akan didorong pemerintah Indonesia. Ia juga menyampaikan optimistis G20 akan bangkitkan dunia pendidikan apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda.

Menteri Nadiem juga mengatakan momentum kepemimpinan ini dinilai tepat karena pada saat seperti inilah Indonesia dapat menunjukkan karakter bangsa yang luar biasa. Salah satu nilai dasar dari bangsa Indonesia adalah gotong royong. “Jadi semakin penting untuk membantu kita dan dunia untuk pulih dan bangkit khususnya dunia pendidikan,” jelas Nadiem. Mendikbudristek juga menekankan pentingnya gotong royong sebagai solusi dalam membahas agenda prioritas pendidikan G20 yang akan dipimpinnya tersebut.

"Saya semakin sadar pentingnya gotong royong, salah satu nilai dasar dari bangsa kita yang sekarang menjadi semakin penting untuk membantu kita untuk pulih dan bangkit," ucap Nadiem.

Menurut Nadiem, gotong royong merupakan gagasan mendasar untuk menyukseskan program Merdeka Belajar yang digagas oleh Kemendikbudristek, khususnya dalam penerapan kurikulum prototipe. Kurikulum prototipe sendiri didesain untuk mengedepankan pembelajaran berbasis proyek dan memberikan kemerdekaan bagi guru dalam merancang proses pembelajaran. ”Kurikulum ini fokus pada kompetensi yang esensial dan juga relevan,” jelas Nadiem.

Kurikulum baru yang ditawarkan tersebut dirasa dapat membantu Indonesia dalam mencapai empat tujuan prioritas dalam Education Working Group (EdWG) G20. Terdapat empat isu pendidikan yang akan dibahas selama Presidensi Indonesia. Pertama adalah mengenai isu Pendidikan yang Berkualitas atau Universal Quality Education.

“Isu ini diangkat dari tantangan dan pemerataan akses pendidikan di semua tingkatan, khususnya untuk kelompok-kelompok rentan dalam upaya pemulihan Covid-19. Isu ini juga bentuk komitmen Indonesia dalam mewujudkan akses pendidikan yang berkualitas untuk semua sesuai dengan SDG’s keempat,” terang Iwan.

Isu yang kedua adalah Digital Technologies in Education atau Teknologi Digital dalam Pendidikan. Iwan menjelaskan Indonesia ingin menajamkan diskusi dan solusi tentang bagaimana teknologi digital sebagai jawaban atas pemerataan akses dan keadilan sosial pada bidang pendidikan. Lalu kemudian isu yang ketiga adalah Solidarity and Partnerships atau Solidaritas dan Kemitraan. Iwan menambahkan isu berkaitan dengan kearifan bangsa Indonesia yaitu gotong royong

“Kita menawarkan kearifan bangsa Indonesia sebagai bagian dari re-imagining the future, karena kita percaya hanya dengan saling bekerja sama dan saling mendukung dapat menyelesaikan berbagai permasalahan global,” terang dia. Semenatra yang keempat, adalah The Future of Work Post COVID-19 atau Masa Depan Dunia Kerja Pasca COVID-19. Kemendikbudristek berpandangan bahwa kebutuhan dunia kerja pasca pandemi COVID-19 mengalami perubahan.

“Oleh karena itu dunia perlu melakukan perubahan bagaimana pendidikan dapat memiliki jawaban atas tantangan dunia pada masa depan,” imbuhnya. Referensi: https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/mendikbudristek-optimistis-g20-akan-bangkitkan-dunia-pendidikan

Indonesia di G20 memiliki makna special, sebuah negara menengah dapat mengembangkan amanah yang besar untuk dapat memimpin negara yang memiliki ekonomi kuat. Salah satu isu Indonesia adalah dalam dunia pendidikan, kualitas pendidikan dan teknologi digital dalam pendidikan. Masalah pendidikan Indonesia yaitu masih belum mampu membuat sumber daya manusia secara optimal.

Kualitas pendidikan Indonesia masih kalah dibanding oleh negara-negara lain maupun negara pada G20 yang memiliki sistem pendidikan yang maju dan mapan, maka dari itu Indonesia mendapatkan manfaat dan pelajaran dari negara-negara maju dengan adanya G20.

Untuk mengejar kualitas pendidikan, Indonesia memiliki isu yang sangat penting yaitu, Human Development Index (HDI) keluaran UNDP, Human Capital Index (HCI) keluaran Bank Dunia dan World Talent Ranking dari IMD. Keseluruhan kualitas pendidikan di Indonesia masih perlu banyak pembenahan. Indonesia merupakan negara yang populasinya besar, tetapi populasi dan ukuran tidak menjamin suatu kualitas dan sumber daya manusia apabila kebijakan pendidikan tidak dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.

Untuk perbaikan pendidikan, infrastruktur memiliki pengaruh yang sangat besar untuk Indonesia. Untuk lebih memadai pembelajaran menjadi lebih optimal serta siswa dapat mampu mengeksplorasi minat dan bakat lebih dalam dengan guru dapat membantu memfasilitasi murid dengan baik.

Dengan itu Aplikasi yang dapat mendukung yaitu Smart E School. Dalam beberapa bulan ini Smart E School mengembangkan sistem offline untuk sekolah yang berada pada 3T, untuk mengerjakan tugas, membaca materi dan mengerjakan ujian, yang dapat otomatis terupload apabila perangkat siswa terhubung dengan internet. Smart E School juga memudahkan untuk daerah-daerah yang tidak dapat terhubung dengan internet, agar dapat mengakses Smart E School tanpa menggunakan internet.


Bagikan

Awali Kesuksesan Sekolah Anda dengan Smarteschool